Detail Cantuman

Anak sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan makhluk sosial, sejak
dalam kandungan sampai melahirkan mempunyai hak atas hidup dan merdeka serta
mendapat perlindungan baik dari orang tua, keluarga ,masyarakat, bangsa dan negara.
Pencabulan adalah kontak interaksi antara anak dan orang dewasa dimana anak
tersebut dipergunakan untuk stimulasi seksual oleh pelaku atau orang lain yang
berada dalam posisi miliki kekuatan atau kendali atas korban, Termasuk kontak fisik
yang tidak pantas. Adapun efek kekerasan seksual terhadap anak antara lain:
depresi,gangguan stres pasca trauma dan kegelisahan. Oleh karena itu adanya kasus
penyimpangan seksual seperti ini, maka perlu perlindungan khusus bagi anak yang
dieksploitasi secara seksual yang menjadi tanggung jawab pemerintah dan
masyarakat. Tetapi tidak ada setiap manusia atau pihak lain yang boleh merampas
hak atas hidup dan kemerdekaan anak tersebut dan Tindak pidana pencabulan anak
yang dilakukan perseorangan terhadap anak dibawah umur terjadi karena kurangnya
pengawasan dari orang tua. Permasalahan dalam penelitian ini adalah Faktor apa saja
yang menyebabkan pelaku melakukan pencabulan terhadap anak dan bagaimana
pertanggung jawaban pelaku terhadap korban tindak pidana Pencabulan anak ini
berdasarkan perkara Nomor Putusan: N0.17/Pid.Sus/2019/PN.BIR. Adapun sifat
penelitian deskriptif analisis serta landasan hukum yang kepada Undang-Undang RI
No. 35 Tahun 2014 Perubahan Atas Undang-Undang RI No. 23 Tahun 2002. Hasil
penelitian ini adalah factor yang menyebabkan terjadinya pencabulan ini ialah adanya
nafsu seksual yang tak bisa dibendung oleh tersangka. Menurut psikolog anak
mengalami trauma akibat kekerasan seksual tersebut. Dengan begitu tersangka
dijatuhkan pidana 11 tahun penjara, denda 1 milyar dan subside 3 bulan.