Detail Cantuman

Anak adalah bagian dari generasi muda sebagai salah satu sumber daya
manusia yang merupakan potensi dan penerus cita-cita perjuangan bangsa
dimasa yang akan datang. Oleh karena itu ketika kenakalan anak itu mengarah
kepada kejahatan sebagaimana layaknya kejahatan yang dilakukan orang
dewasa maka harus ada tindakan atau upaya peradilan pidana terhadap anak
tersebut karena Indonesia merupakan Negara Hukum maka yang melakukan
tindak pidana kejahatan apalagi kejahatan yang dilakukan sangat tidak
manusiawi maka hukum harus diberlakukan secara adil. Oleh karena itu
penulis tertarik menganalisa kasus ini dari Putusan Pengadilan Negeri Bekasi
Nomor: 43/PID.SUS Anak/2015/PN.Bks. Dalam penelitian ini yang menjadi
permasalahan adalah bagaimanakah efektifitas penerapan sanksi pidana bagi
anak pelaku tindak pidana pembunuhan berdasarkan sistem peradilan pidana
anak dan bagaimanakah pertimbangan hakim dalam menjatuhkan pidana
terhadap pelaku tindak pidana pembunuhan. Tipe penelitian ini merupakan tipe
penelitian yuridis empiris, sifatnya deskriptif analisis. Data yang sudah
terkumpul dianalisis secara kualitatif dengan mengumpulkan data baik data
primer atau sekunder guna untuk mendapat kesimpulan yang dapat
dipertanggungjawabkan. Landasan teori dalam perkara ini yaitu Pasal 81 Ayat
(2) UU RI No. 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak Jo Pasal
55 ayat KUHP. Dari hasil penelitian dapat dikatakan bahwa agar Penegakan
Hukum dalam peradilan pidana dapat berjalan secara efektif maka sebaiknya
kinerja Hakim yang merupakan aparat penegak hukum harus berlaku adil dan
hakim mempertimbangkan vonis hukuman untuk terdakwa berdasar
pertimbangan yuridis dan non yuridis. Guna menjamin efektifitas sanksi
pidana diharapkan hakim lebih cermat dan mengkaji ulang lagi mengenai umur
anak pada saat melakukan tindak pidana dan sebaiknya Hakim daalam
mempertimbangkan putusannya berdasarkan teori keseimbangan antara hati
nurani dan juga berdasar fakta, serta teori penalaran dan teori non penalaran.