Detail Cantuman

Anak merupakan tumpuan harapan Bangsa, Negara, Masyarakat, ataupun
Keluarga, oleh karena kondisinya sebagai anak, maka diperlukan perlakuan
khusus agar dapat tumbuh dan berkembang secara wajar baik fisik mental dan
rohaninya. Maraknya kasus pencabulan terhadap anak salah satunya
diakibatkan mudahnya mengakses film dan VCD porno melalui internet, hal
ini menimbulkan rangsangan dan pengaruh bagi yang melihatnya sehingga
terjadi perkosaan yang dilakukan oleh orang dewasa. Tindak pencabulan
terhadap anak yang terjadi merupakan suatu masalah yang memerlukan
perhatian khusus pemerintah. Oleh karena itu penulis menganalisis kasus ini
dari Putusan Pengadilan Negeri Tangerang Nomor:
2029/Pid.Sus/2014/PN.Tng. Dalam penelitian ini yang menjadi pokok masalah
adalah bagaimana penerapan hukum terhadap tindak pidana perkosaan dengan
ancaman memaksa terhadap anak dibawah umur dalam putusan No. 2029 /
Pid.Sus / 2014 / PN.TNG dan bagaimana pertimbangan hakim dalam
menjatuhkan sanksi pidana terhadap tindak pidana perkosaan dalam putusan
No. 2029/Pid.Sus/2014/PN.TNG. Tipe penelitian yuridis empiris, sifatnya
deskriptif analisis. Data yang sudah terkumpul dianalisis secara kualitatif.
Landasan ini adalah 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Dari hasil
penelitian dapat dikatakan bahwa yang menjadi dasar-dasar pertimbangan yang
digunakan oleh majelis hakim dalam memutus perkara harus sesuai dengan
rasa keadilan hakim dan mengacu pada pasal-pasal yang berkaitan dengan
tindak pidana yang telah dilakukan. Hakim dalam memeriksa dan memutus
suatu perkara tidak boleh menyimpang dari apa yang dirumuskan dalam surat
dakwaan. Dan diharapkan Hakim dalam mengambil keputusan alangkah lebih
bijak jika memaksimalkan hukuman dari dasar hukum yang digunakan bagi
terdakwa.