Detail Cantuman

Perkembangan ilmu pengetahuan dan perkembangan teknologi yang sangat
pesat serta modernisasi yang berlangsung dalam segala bidang banyak
membawa pengaruh dalam pola kehidupan manusia dalam bermasyarakat.
Karena adanya perubahan tersebut maka timbulan tingkah laku kenakalan
remaja. Kenakalan atau kejahatan yang dilakukan anak/remaja salah satunya
adalah pencurian. Sehingga pada akhirnya yang berwenang mengambil
tindakan pada anak pelaku tindak pidana dan diadili melalui peradilan pidana.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah pertimbangan hakim
dalam hal memutus penjatuhan sanksi pidana terhadap anak pelaku tindak
pidana pencurian dan Apakah putusan pemidanaan Nomor
534/PID.SUS/2013/PN.TNG telah sesuai dengan ketentuan Kitab UndangUndang Hukum Acara Pidana. Tujuan dan kegunaan penelitian ini adalah
untuk mengetahui solusi dari permasalahan dan dapat bermanfaat bagi
pengembangan Ilmu Hukum. Metode penelitian ini adalah yuridis empiris,
yang bersifat deskriptif analitis sehingga data yang diperoleh dianalisa dan
secara kualitatif berdasarkan sumber data primer dan sekunder. Landasan
hukumnya mengacu kepada Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, Kitab
Undang-Undang Hukum Acara Pidana, Undang-Undang tentang Sistem
Peradilan Pidana Anak. Pertimbangan hakim dalam hal memutus perkara
dalam kasus ini hakim telah keliru dengan menggunakan pasal 363 KUHP
karena berdasarkan fakta yang terungkap seharusnya hakim menggunakan
pasal 374 KUHP dan Putusan Pemidanaan Nomor
534/PID.SUS/2013/PN.TNG telah sesuai dan telah memuat dengan pasal 197
KUHAP tentang syarat sah dan isi putusan pemidanaan dan putusan tidak batal
demi hukum. Seyogyanya dalam mempertimbangkan penjatuhan sanksi pidana
hakim harus lebih teliti dalam mengungkapkan fakta-fakta dipersidangan serta
sebaiknya praktisi hukum harus melihat dan mengerti pasal 197 KUHAP.