Detail Cantuman

Banyak masyarakat berpikir bahwa resepsi pernikahan itu sekali dalam seumur hidup, sehingga calon pengantin tidak segan–segan merogoh kocek yang lumayan besar untuk dapat mewujudkan pesta pernikahan yang diimpikan. Hal ini menimbulkan terjadinya perilaku hedonisme. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan secara mendalam alasan terbentuknya Budaya Glamor dalam Resepsi Pernikahan di Taman Royal Kota Tangerang. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif untuk dapat menjelaskan atau mendeskripsikan secara lebih mendalam tentang makna resepsi glamor, faktor eksternal, serta pandangan dan penilaian masyarakat terkait resepsi pernikahan bertajuk glamor. Penelitian ini akan dikaji menggunakan teori interaksi simbolik. Data yang diperlukan dalam penelitian ini akan dikumpulkan melalui proses wawancara dan observasi serta studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengantin tidak menginginkan resepsi pernikahan bertajuk glamor tersebut, melainkan karena adanya dorongan keluarga khususnya orang tua selain itu Pengantin tidak termasuk hedonis karena hal ini dilakukan sesuai standar yang biasa dilakukan pengantin, adanya faktor media massa seperti televisi dan media sosial yang ada dijadikan referensi dan motivasi pengantin untuk dapat melangsungkan resepsi pernikahan bertajuk glamor. Pandangan dan penilaian masyarakat menganggap bahwa resepsi pernikahan bertajuk glamor ini sudah menjadi kebiasaan dan masyarakat menilai bahwa ada keinginan pengantin atau keluarga pengantin untuk “dilihat” oleh masyarakat dengan melakukan resepsi pernikahan bertajuk glamor ini.