Detail Cantuman

Fenomena perselingkuhan marak terjadi di masyarakat. Selingkuh dimaknai oleh
sebagian besar orang sebagai sebuah tindakan dimana seseorang melakukan sesuatu
yang melanggar komitmen dalam sebuah hubungan, khususnya dalam hubungan
rumah tangga. Perselingkuhan yang terjadi bisa menimbulkan berbagai macam
dampak negatif pada korban baik secara fisik maupun mental seperti stres dan
depresi, bahkan tahap puncaknya bisa menimbulkan luka batin. Terlebih ini
dirasakan oleh para Ibu Rumah Tangga yang mungkin setiap harinya berusaha
menjalankan berbagai perannya dan banyaknya tekanan sosial yang dirasakannya.
Maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengalaman selfhealing
Ibu Rumah Tangga dalam mengatasi luka batin akibat perselingkuhan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif sehingga menghasilkan data yang
berupa deskriptif atau kata-kata. Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini
adalah konstruktivisme. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
fenomenologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa self-healing yang dilakukan
Informan dalam mengatasi luka batin akibat perselingkuhan yakni menangis serta
banyak berdoa harapan untuk dirinya dan anak, menonaktifkan sosial media,
positive self-talk dengan memotivasi diri sendiri, konsultasi maupun terapi relaksasi
dengan psikolog, banyak membaca kata-kata motivasi mengenai high value woman,
bertekad untuk menjadi perempuan yang lebih berdaya dari sebelumnya, fokus
menjalani keadaan saat ini dan membiarkan semua berlalu (mindfulness), mulai
berinteraksi dengan orang-orang terdekat seperti keluarga maupun teman, lebih
terbuka mengenai traumanya ke calon pasangan yang baru agar kejadian tersebut
tidak terulang di masa yang akan datang.