Detail Cantuman

Kemudahan transaksi bisnis yang ditawarkan oleh layanan e-commerce menjadikan banyaknya perusahaan saling berlomba untuk menawarkan promo-promo menarik kepada konsumen atau masyarakat agar tertarik untuk melakukan transaksi pada layanan e-commerce mereka, salah satu promo yang ditawarkan yakni dengan memberikan diskon atau potongan harga dalam waktu tertentu atau yang lebih dikenal dengan istilah flash sale. Namun dalam prakteknya, flash sale seringkali dibarengi dengan diskon yang sangat besar terhadap suatu produk, bahkan sampai menyentuh harga Rp.99,- (sembilan puluh sembilan rupiah). Harga yang ditawarkan tersebut berbeda jauh dengan harga pasar yang seharusnya, hal tersebut memberikan indikasi adanya predatory pricing atau jual rugi yang dilakukan oleh para pelaku usaha e-commerce. permasalahan yang akan diangkat oleh penulis adalah bagaimanakah metode flash sale yang dilakukan oleh pelaku usaha e-commerce dan bagaimanakah penegakan hukum predatory pricing berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Praktek flash sale yang dilakukan oleh pelaku usaha e-commerce ini tidak melanggar ketentuan Pasal 20 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 “Supremasi Hukum” Volume 17 Nomor 2, Juli 2021 Fitri dan Sri Jaya Lesmana 49 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat apabila harga yang ditawarkan dibawah harga produksi dengan tujuan untuk mengeluarkan para pelaku usaha pesaing di pasar yang sama, dan dikemudian hari menaikkan harga sebesar-besarnya dengan tujuan untuk menutupi kerugian dan mendapatkan keuntungan dimana kenaikan harga tersebut menyebabkan kerugian bagi para konsumen.