Detail Cantuman

Tindak pidana narkotika golongan I jenis ganja saat ini masih tinggi sehingga layak untuk dilakukan penelitian. Tindak pidana narkotika merupakan tindak pidana yang menjadi perhatian pemerintah setelah tindak pidana terorisme. Saat ini pun tindak pidana narkotika golongan I jenis ganja masih tetep dilakukan oleh pengedar. Hal itu membuat penulis tertarik untuk diteliti. Adapun permasalahan yang akan di bahas yaitu: 1) pertimbangan hakim dalam menjatuhkan sanksi, 2) penjatuhan hukuman terhadap tindak pidana penyalahgunaan narkotika dalam putusan nomor : 405/Pid.Sus/2018/PN TNG. Tipe penelitian yang digunakan yaitu Yuridis Normatif. Penelitian ini bersifat deskriptif analisis. Sehingga data yang diperoleh dari penelitian ini disusun dan di analisa secara kualitatif. Landasan teori mengacu pada UndangUndang Nomor 35 Tahun 2009 Pasal 114 Ayat (2) memakai teori pemidanaan, teori keadilan, dan teori kepastian hukum. Hasil penelitian menunjukan bahwa : 1) Seorang hakim dalam memutus suatu perkara tentunya selain mempertimbangkan dakwaan dan tuntutan terhadap terdakwa S Bin M atau pelaku perantara jual beli narkotika golongan I jenis tanaman ganja yang pada putusan pengadilan Negeri Tangerang Nomor 405/Pid.Sus/2018/PN TNG telah adil dan sesuai dengan kejahatan yang terdakwa lakukan, namun masih belum sesuai dengan UU RI Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. 2) pemberian efek jera bagi pelaku kejahatan merupakan salah satu alasan pemidanaan yang berdasarkan oleh teori pembalasan atau teori absolut. Pemberian efek jera tersebut diarahkan guna usaha pencegahan dan pemberatan tindak pidana narkotika agar pelaku tindak pidana narkotika tidak mengulangi kejahatan yang sama. Kesimpulan, hakim mempertimbangkan sesuai dengan dakwaan jaksa