Detail Cantuman

Dinding penahan tanah merupakan bangunan struktur yang terbuat dari batu kali, beton, besi, dan timbunan yang di desain untuk menahan beban lateral dan digunakan sebagai pembatas lahan curam, permasalahan yang sering di alami oleh bangunan dinding penahan yanah adalah jebol atau longsor yang pada umumnya disebabkan oleh bertambahnya berat volume tanah oleh air pada saat hujan hingga mampu menggulingkan bangunan, sebagai upaya untuk meminimalisir peningkatan beban tanah yang ditahan oleh bangunan maka perlu dibuat drainase bawah permukaan yang efektif dalam memindahkan air dalam tanah tanpa menyebabkan pergeseran lahan, pengguanaan material penyaring tanah pada penelitian ini dipakai dalam sistem drainase bawah tanah sebagai salah satu upaya pencegahan terjadinya pergeseran lahan pada bagian timbunan yang lebih tinggi dengan memisahkan partikel tanah yang terbawa oleh air pada proses pengaliran air hujan dari dalam tanah timbunan yang lebih tinggi ke area pembuangan. Media filtrasi tanah pada penelitian ini menggunakan Geotextil, ijuk dan kain goni. Penelitian ini dilakukan di dua tempat pada Laboratorium Mekanika Tanah Unis dan pengujian langsung di lokasi studi. Setelah dilakukan penelitian, endapan lumpur dalam air tersaring oleh geotekstil sebesar 4.653846 % dengan tingkat kekeruhan 130.4NTU, endapan lumpur dalam air tersaring oleh kain goni sebesar 9.423077 % dengan nilai keruh 198.8 NTU, dan endapan lumpur dalam air tersaring oleh Ijuk sebesar 11.15385 % nilai kekeruhan 245.7 NTU. Namun kecepatan pengendapan lumpur dalam air tanah tersaring oleh ijuk lebih besar dengan nilai 4.833 mm/jam dibandingkan dengan kain goni sebesar 4.083mm/jam dan Geotekstil sebesar 2.016mm/jam. Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan bisa disimpulkan bahwa penggunaan material geotextil yang dibandingkan dengan kain goni dan ijuk bisa meningkatkan kemampuan filtrasi air tanah.