Detail Cantuman

Representasi media terhadap perempuan dalam pemberitaan media massa pada kasus Hoaks Ratna S. Paet, menjadi fenomena yang dianggap menarik untuk dikaji dalam suatu penelitian sosial. Asumsi awal yang peneliti bangun dalam penelitian ini adalah adanya pemberitaan bias gender. Dimana teks pemberitaan tersebut mengarah pada sisi personal Ratna S. Paet sebagai seorang perempuan yang dimarjinalkan atas kasus yang tengah dihadapinya. Teks tersebut peneliti asumsikan menghubungkan peranan perempuan pada arah domestik dan kecantikan, daripada substansi permasalahan kejahatan hoaks yang dilakukannya. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh upaya kepedulian peneliti dalam mengkritisi bias gender pada pemberitaan Ratna S. Paet yang disajikan media. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis wacana kritis Van Dijk sebagai metode penelitian yang digunakan. Bagaimana media disini merepresentasikan Ratna S. Paet pada dimensi teks, dimensi praktik wacana, serta dimensi sosiokultural, dengan menelaah isi teks pemberitaan media massa Republika dan Kompas.com terpilih. Dalam pandangan kritis, bahasa (teks) merupakan tempat terjadinya wacana dan praktik kekuasaan kelas tertentu, dan media turut memperkuatnya dalam masyarakat hingga membentuk realitas sosial. Hasilnya, Teks dan wacana atas pemberitaan kasus hoaks Ratna S. Paet yang telah peneliti analisis, peneliti asumsikan sarat akan nilai bias gender. Dimana pada teks yang telah peneliti rangkum tersebut, turut memperkuat rasialisme yang ada (tumbuh) dalam masyarakat. Sekalipun tidak kedua dari media yang peneliti gunakan tersebut terkandung pemberitaan bias gender setelah peneliti melakukan wawancara dengan pihak informan media terkait.