Detail Cantuman

Film ini menceritakan tentang perjuangan seorang perempuan dalam mencari keadilan. Seperti judulnya, Marlina dibagi dalam empat babak cerita seperti teater. Kisah Marlina menyuguhkan potret cerita yang miris di pelosok Indonesia, himpitan kemiskinan membuat Marlina tak bisa membiayai makam suaminya. Marlina menjadi sebuah personifikasi perempuan kuat dan tangguh dalam gayanya sendiri. Film ini menggambarkan sosok perempuan berani, kuat dan tangguh yang menjadi tokoh utama dalam film. Penelitian ini menggunakan analisis Semiotika Roland Barthes yang memiliki dua tataran pemaknaan yaitu denotasi dan konotasi. Denotasi merupakan tataran pertama. Denotasi menghasilkan makna yang eksplisit, langsung dan pasti, atau dapat dikatakan denotasi adalah makna yang sebenarnya. Sedangkan konotasi adalah keterbukaan makna atau makna yang implisit, tidak langsung, dan tidak pasti, artinya terbuka kemungkinan terhadap penafsiran-penafsiran baru. Selain itu terdapat pula mitos yang merupakan perkembangan daripada konotasi, mitos merupakan pemaknaan yang ada pada masyarakat. Kesimpulan dari penelitian ini, perjuangan serta ketangguhan seorang perempuan dalam mendapatkan keadilan terlihat secara gamblang dari adegan-adegan dalam film tersebut, diantaranya yaitu saat Marlina memenggal kepala seorang perampok yang telah menyetubuhinya.