Detail Cantuman

Apartemen Aeropolis merupakan perusahaan yang bergerak di bidang property, sebagai perusahaan wajib menjalankan program Corporate Social Responbility yang telah menjadi tanggung jawab sosial oleh perusahaan. sebagai mana yang telah diatur dalam pasal 74 ayat 1 Undang-undang No 40 tahun 2007. untuk mengimplementasikan kegiatan program Corporate Social Responbility dibutuhkan empat unsur penting dalam mendukung keberhasilan implementasinya yakni indikator komunikasi, sumber daya, struktur disposisi, dan struktur birokrasi.Peneliti menggunakan paradigma konstruktivisme untuk mengetahui apa yang ingin dibangun dalam kegiatan CSR Aeropolis,menggunakan metode kualitatif, menggunakan pendekatan studi kasus untuk mengetahui uraian peristiwa atau fenomena yang dilakukan oleh Apartemen Aeropolis yaitu pelaksanaan program CSR Gelar Rapid Test dan pembagian sembako terhadap warna Neglasari yang terdampak COVID-19 secara medalam dengan mengumpulkan berbagai informasi atau data dari macam-camam sumber. Melalui observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi. Serta teori yang digunakan adalah teori Implementasi model George C. Edward III. Hasil pembahasan dalam penelitian ini adalah implementasi yang dilakukan Apartemen Aeropolis dalam pelaksanaan program Corporate Soocial Responbility nya telah berhasil dalam indikator sumber dayanya yang memenuhi kebutuhan, struktur birokrasi yang berjalan dengan baik sebagai mendukungnya keberhasilan kegiatan Corporate Social Responbility. Namun terdapat penempatan rangkap jabatan Marketing Communications dan public Relations, terdapat kendala pada ranah komunikasi. namun, program Corporate Social Responbility yag dilaksanakan Apartemen Aeropolis mampu mendapatkan opini baik dari masyarakat yang dapat membangun citra positif perusahaan.penelitian ini menyimpulkan bahwa implementasi yang dilakukan Apartemen Aeropolis dalam pelaksanaan program Corporate Social Responbility nya telah berhasil dan optimal dalam indikator sumber daya dan struktur birokrasinya. namun terdapat dua indikator yang tidak terlaksana dengan optimal yaitu indikakor komunikasi dan disposisi.